MEDAN| H9 Pemerintah mendorong para pemuda untuk menggali keuntungan maksimal dari lahan pertanian. Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, minat
MEDAN| H9
Pemerintah mendorong para pemuda untuk menggali keuntungan maksimal dari lahan pertanian. Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, minat pemuda terhadap pertanian sangat minim. Mereka melihat profesi petani tidak menguntungkan dan tidak membanggakan.
Sebagai upaya mendukung bangkitnya petani di kalangan milenial Indonesia, Komando Kawasan Terpaut Pemuda Tani Indonesia (KKT-PTI) mengukuhkan 10 ribu petani muda Indonesia berasal dari 11 Provinsi dan 44 Kabupaten.
Koordinator Nasional KKT-PTI Daenk Jamal mengatakan pengukuhan dilakukan secara hybrid di Hotel Bumi Surabaya belum lama ini dan dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
”100 peserta hadir secara fisik di lokasi. Sementara 9900 lainnya secara daring. Kegiatan ini sejalan dengan misi KKT-PTI dalam membangkitkan semangat petani muda,” katanya, Rabu (18/1/2022).
Dalam kegiatan ini, pihaknya juga meluncurkan situs kktpti.org, aplikasi digital Abangijo, serta program pintar pertanian (Altarian) terintegrasi berbasis teknologi.
"Aplikasi AbangIjo berfungsi untuk memasarkan hasil pertanian yang dijual melalui e-Commerce. Sementara Altarian merupakan alat pendukung pertanian yang berfungsi sebagai alat kontrol serbaguna memakai modem internet terkoneksi dengan android," ujarnya.
Altarian ini sebagai alat pengontrol multiguna. Dimana dapat memonitor irigasi, suhu dan PH udara, serta kelembaban tanah. Bahkan bisa juga digunakan untuk memonitor CCTV yang terkoneksi dengan internet.
“Saat ini total Mitra KKT-PTI ada di 34 Provinsi, 145 Kabupaten, dan 427 Kelompok Tani. KKT-PTI sebagai rumah Para Petani, siap sebagai Suaka untuk tani, baik perihal bibit,l dan lahan untuk petani muda. Sehingga, para petani milenial ini mampu bersaing dalam memperbaiki ekonomi mereka. Serta mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, salah seorang anak petani yang juga pemrakarsa pupuk AG Grow asal Tanah Karo, Sumatera Utara, Agi Grasia Surbakti mengatakan pemahaman terkait pertanian bagi petani muda memang harus ditingkatkan. Siapa lagi yang akan mendukung pertanian jika bukan petani petani muda.
"Usia saya saat ini 25 tahun, saya tertarik menciptakan pupuk organik cair dengan nama AG Grow adalah karena orangtua saya memang seorang petani, dan dari saya sekolah hingga kuliah saya melihat ada faktor harga pupuk yang tidak masuk akal, bahkan modalnya sangat besar untuk tanaman tanaman yang ditanam orangtua saya," kata Gracia tamatan salah satu Universitas di Kuala Lumpur.
Dengan mahalnya harga pupuk tersebut, Grasia mencoba menciptakan pupuk cair "AG Grow" untuk mempermudah petani dalam menanam tanaman holtikultura maupun anggrek dengan niat meningkatkan taraf hidup petani yang lebih baik.
Benson Kaban sebagai Sociopreneur yang sejak awal ikut mendukung lahirnya AG Grow mengatakan sangat tertarik upaya yang dilakukan Grasia. kami juga suda merilis profil Agi Grasia dan Pupuk AG Grow di Chanel Youtube "Peluncuran Pupuk Organik Cair "AG Grow" sebuah mahakarya dari Agigrasia Surbakti di Berastagi, KARO"
"Saya sejak awal mendukung AG Grow menjadi sebuah Brand dan melalui badan usaha yang didirikan patungan bersama 2 orang kawan bernama PT.Agro Gegeh Persada sebagai Distributor produk AG Grow," ujarnya.
Dikatakannya, akan siap memasarkan produk ini dalam tujuan sekaligus mengembangkan orang orang muda untuk berkarya, dalam hal ini ikut mendukung program Kementerian Pertanian yakni mencari 10.000 petani milenial.
"Artinya Grasia ini adalah sosok yang layak untuk diorbitkan dengan karyanya dalam menciptakan pupuk organik cair dalam mempermudah petani," pungkasnya.(PR-01)