Oleh.Ridwan Hamid Sitompul Serangkaian kegiatan Musyawarah Cabang (Musycab) merupakan salah satu tolak ukur keaktifan sebuah Cabang. Dengan adanya Mus
Oleh.Ridwan
Hamid SitompulSerangkaian
kegiatan Musyawarah Cabang (Musycab)
merupakan salah satu tolak ukur keaktifan sebuah Cabang. Dengan adanya Musycab,
setidaknya PC IMM kota medan telah melakukan beberapa hal di antaranya yaitu
regenerasi kepemimpinan, pertanggungjawaban publik tentang program-program yang
telah terlaksana, serta perumusan arah kebijakan organisasi satu periode dengan tetap merujuk pada aturan-aturan yang
berlaku, dan arah gerakan PC IMM KOTA MEDAN satu periode kedepannya. Karena
itu, diadakannya Musyawarah.
“Musyawarah
itu seperti mengambil madu dari sarang lebah. Perlu kecermatan, perlu kesabaran
dalam mengambil jalan keluar. Karena prinsip mengambil madu mengukur kecerdasan
dan kearifan” (Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah)
Pikiran
yang kuat membicarakan ide, pikiran yang biasa saja membicarakan kejadian,
pikiran yang lemah membicarakan orang lain (Socrates, Filsuf Yunani)
Perspektif
islam Banyak manfaat yang bisa dipetik dari
musyawarah, namun yang paling penting adalah menghormati dan mentaati
keputusan yang diambil atas dasar musyawarah, dengan harapan bisa
meraih kesuksesan dengan kemaslahatan bersama mulai
dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai kehidupan bangsa dan negara.
Reorganisasi
di IMM, sebagaimana dalam aturan yang berlaku di IMM, bisa ditemui di AD IMM
Bab VII Pasal 18 tentang Permusywaratan dan ART IMM Bab V tentang
Permusywaratan. Reorganisasi di IMM dinamakan Musyawarah Komisariat (Musykom),
Musywarah Cabang (Musycab), Musywarah Daerah (Musyda), dan Muktamar.
Reorganisasi
akan dilaksanakan apabila periodisasi kepengurusan sudah berakhir sesuai dengan
waktu yang tertulis di surat keputusan yang mengesahkan susunan kepengurusan
tersebut. Berbeda hal dengan reshuffle. Istilah reshuffle digunakan untuk
merubah susunan kepengurusan di pertengahan periodisasi.
Contoh lain dari
musyawarah adalah piagam Madinah, di mana Rasulullah
mengumpulkan seluruh elemen warga Madinah, yang terdiri dari umat Islam, Yahudi
dan lainnya, untuk menghasilkan poin-poin kesepakatan untuk kemaslahatan warga
Madinah pada umumnya. Dari sini kita melihat bahwa Islam agama yang memberikan
kesempatan pada setiap orang untuk mengemukakan pendapatnya demi memperoleh
kesepakatan yang baik untuk kemaslahatan umat.
Kepemimpinan tidak
lepas dari fenomena kemasyarakatan yang sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup suatu bangsa dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada level kepemimpinan nasional, baik pemimpin di sektor formal maupun
informal, pada semua strata/jenjang institusi atau organisasi, memiliki
kemampuan dan kewenangan untuk mengerahkan ataupun mengarahkan segenap sumber
daya nasional dengan dilandasi paradigma nasional. Pc
imm kota medan yang ke XXVI yang akan dilaksanan pada bulan maret 2021 yang
akan datang harus menghasilkan pemimpin
a.
Integritas (Integrity)
meletakkan
integritas sebagai faktor kepemimpinan yang paling penting di MUSYCAB IMM KOTA MEDAN. dikarenakan Integritas meneguhkan adanya konsistensi
antara apa yang kita katakan dengan apa yang kita perbuat. Integritas sepintas
terlihat sepele, namun kegagalan para pejabat pemerintah dan negara dalam
menjalankan roda organisasi.
Ada
tiga kata kunci dalam mengimplementasikan integritas, yaitu :
1)
menunjukkan kejujuran
2)
memenuhi komitmen
3)
berperilaku konsisten, yang berarti menunjukkan tidak adanya kesenjangan antara
kata dan perbuatan.
b.
Pengetahuan (Cognizance)
Pemimpin
harus memiliki pengetahuan tentang tujuan, asas organisasi yang dipimpinnya,
serta cara-cara untuk menjalankannya secara efisien, serta mampu memberikan
keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Sebagai pemimpin, seseorang harus berperan
mendorong anggotanya untuk beraktivitas sambil memberi sugesti dan semangat
agar tujuan dapat tercapai. Dan cara lain yaitu dengan
Keberanian“Keberanian sejati adalah kebajikan
tertinggi,” sebagaimana diungkapkan oleh Sir Winston Churchill. Keberanian
adalah karakter utama dari seorang pemimpin sejati. Hal itu tercermin dan
terlihat dalam perkataan, perbuatan dan tindakan seorang pemimpin. Tidak akan
ada terobosan signifikan tanpa keberanian mengambil risiko. Keberanian berarti
memiliki kepastian dan keteguhan dalam mengambil keputusan atau bertindak.
Namun, keberanian berbeda dengan tindakan sesaat yang tidak terfokus dan tanpa
perhitungan. Keberanian ditunjukkan oleh seorang pemimpin setelah melakukan
analisis atas suatu situasi, dan mengambil keputusan berdasarkan analisis
tersebut. Setelah itu, baru lah seorang pemimpin melaksanakan dengan sepenuh
hati keputusan yang telah dibuatnya, apapun risiko yang harus dihadapinya.
Faktor
yang penting dalam kebijaksanaan adalah kesopanan. Pengaruh kepemimpinan secara
spesifik beranjak dari kepribadian pemimpin. Apabila karakter pemimpin positif,
maka akan menularkan pengaruh positif, dan sebaliknya, bila karakternya
didominasi oleh unsur negatif, maka pengaruhnya tentu akan negatif. Oleh karena
itu, dalam praktek kepemimpinan sehari-hari, pemimpin yang memimpin dengan
penuh kesopanan, selalu tersenyum, dan mampu mengendalikan diri dari sikap
marah yang berlebihan, akan lebih diterima dan diikuti serta perintahnya
dijalankan daripada pemimpin yang perilakunya kasar, jarang tersenyum, dan
kerapkali bertindak tidak sopan
d. Keadilan,
Bagaikan
bentangan layar, sifat dan sikap adil seorang pemimpin akan menggerakkan
seluruh potensi kapal kepemimpinan seseorang menuju arah yang diinginkan. Tanpa
berlaku adil, kapal kepemimpinan hanya terombang-ambing di samudera masalah
yang begitu luas. Tujuan organisasi akan sulit tercapai karena seorang pemimpin
yang tidak adil tidak akan dapat menjadi panutan dan arahan serta
perintah-perintahnya tidak akan dilaksanakan oleh anggota organisasi. Padahal,
lingkungan internal maupun eksternal organisasi seringkali menghadirkan masalah
yang sangat kompleks.
Sifat adil akan selalu menjadi takaran dalam kepemimpinan. Oleh karena itu, dalam kepemimpinan, sifat adil harus senantiasa terwujud dan diimplementasikan dalam menjalankan roda organisasi. Sifat adil berarti tidak memihak dalam suatu situasi konflik, baik atas alasan demi kepentingan pribadi maupun kelompok. Sifat adil juga tampak dari pemberian imbalan (reward) dan sanksi (punishment) terhadap bawahan. Pemimpin harus mampu menempatkan kepentingan yang lebih besar dar kepentingan yang sempit. Kualitas pribadi dari sifat adil dan tindakan yang adil ini tampaknya mudah diucapkan, tetapi tidak gampang dipraktekkan.
e.
kepercayaan,
Kepercayaan
merupakan landasan kepemimpinan. Kepercayaan orang adalah hal yang sangat
penting, dan merupakan suatu modal dasar bagi seorang pemimpin. Kepercayaan
orang terletak pada karakter, dan karakter adalah modal sang pemimpin.
Jenderal H. Norman Schwarzkoff menekankan pentingnya karakter. Schwarzkoff mengungkapkan, bahwa Kepemimpinan adalah kombinasi antara strategi dan karakter, namun jika anda harus kehilangan salah satunya, lebih baik anda tidak punya strategi. Mengapa? Setiap karakter memungkinkan terciptanya kepercayaan. Dan kepercayaan memungkinkan terciptanya kepemimpinan. Jika orang mempercayai kita, mereka akan mendukung kita untuk berhasil. Kepercayaan dapat menuntun pada kesuksesan. Jika orang tidak percaya kepada pemimpinnya, maka akan ditinggalkan oleh anggotanya. Hasilnya adalah kegagalan.
f.
Sikap.
Setiap
pemimpin perlu menciptakan kesan-kesan yang baik dalam kelakuan, pembawaan dan
tingkah laku pribadi pada setiap saat, sehingga berpengaruh terhadap anak
buah/bawahan. Bahasa merupakan ukuran untuk menilai seseorang pemimpin. Dengan
bahasa dapat juga digunakan untuk menanamkan pengaruh terhadap bawahan. Untuk
itu, hendaknya berbicara dengan jelas dan sederhana dengan kalimat yang jelas,
positif dan langsung.
g. Tidak Mementingkan Diri Sendiri (Altruism)
Adalah
penting untuk mengimplementasikan sifat tidak mementingkan diri sendiri dalam
kepemimpinan, yaitu sikap yang tidak mengambil keuntungan dari suatu situasi
demi keuntungan sendiri dengan merugikan orang lain.
Padahal,
fenomena yang muncul saat ini, egoisme pribadi atau kelompok telah berkembang
menjadi virus ganas yang melahirkan sosok kepemimpinan yang bercorak premanisme
dan pameran adu kekuatan. Persoalan-persoalan bangsa yang strategis, serius,
dan luas, terkadang tidak lagi dipersepsikan sebagai kepentingan nasional.
Bagaikan sebuah kapal yang sedang berlayar yang di tengah laut harus dikuras,
dirampok dan semua mengambil bagian sebanyak mungkin dari kapal tersebut untuk
dirinya dan kelompoknya.
h.
Sifat Pendukung: Kemampuan Memutuskan,
Tahan Menderita, Kegembiraan, Loyalitas serta Kemampuan
untuk Mempertimbangkan.
Pertama,
kemampuan memutuskan. Seorang pemimpin tidak saja dituntut untuk mampu membuat
rencana-rencana dan melaksanakan rencana tersebut, tetapi juga harus mampuan
untuk memutuskan segala sesuatu yang perlu. Intinya adalah kemampuan membuat
keputusan yang berkualitas.
Kedua,
tahan menderita atau tahan uji. Sifat kepemimpinan ini membuat pemimpin tidak
lembek, cengeng. Sifat ini akan membawa pada karakter mentalitas seorang
pemimpin.
Ketiga,
kegembiraan. Senantiasa menumbuhkan kegembiraan dalam kepemimpinan akan
menghadirkan perasaan semangat dan sikap optimis dalam menjalankan tugas-tugas
organisasi.
Keempat,
loyalitas. Loyalitas mengacu pada kesetiaan kepada organisasi, kerelaan
berkorban untuk organisasi, dan hal-hal lain yang sifatnya heroik. Loyalitas
akan menggerakkan motor-motor organisasi untuk tetap bekerja, meskipun dalam
kondisi yang tidak menguntungkan, kondisi kekurangan, atau kondisi-kondisi
buruk lainnya.
Kelima,
kemampuan untuk mempertimbangkan. Segala masukan yang datang dari luar, baik
berupa ide atau gagasan, tekanan-tekanan, maupun berupa materi, semuanya
merupakan fakta yang memungkinkan yang dapat menjadi solusi dalam pengambilan
keputusan. Untuk ini, pemimpin perlu berperan:
(1) sebagai penggerak (aktivator) ;
(2) sebagai pengawas;
(3)
sebagai martir;
(4)
sebagai pemberi semangat/kegembiraan; dan
(5) sebagai pemberi tanggung jawab kepada anggota.
Masa
pandemi covid 19 ini dilema dalam dalam pergerakan dan perkaderan dilema ini
semestinya bukan tolak ukur pergerakan kaum intelektualitas sebenarnya tetapi
arah pembaharuan dan mencari imajniasi dalam persfektif imajinasi kreatif
mahasiswa
Musycab
Imm Kota Medan insya Allah melakukan perubahan dari hal yang buruk menjadi
lebih baik. Jika periode sebelumnya banyak cacat dan kekurangan sekiranya
periode selanjutnya lebih baik dan bermanfaat bagi kader-kader imm di kota
medan tak jua dari perserikatan.
Jika
di periode sebelumnya puncak memanas covid-19 di periode selanjutnya covid 19 hilang sehingga tidak ada lagi
penghambat dalam setiap pergerakan.
Pimpinan
cabang ikatan mahasiswa muhammadiyah kota medan memiliki 22 komisariat
diantaranya di PTM dan NON PTM apakah disetiap komisariat tidak luput dari
permasalahan-permasalahan berupa fasilitas dalam pergerakan ?
Yah,
bisa saja kita sebut tidak masalah besar tetapi bagaimana dengan NON PTM ?
Apa
iya mereka tidak ada masalah ?
setiap kader komisariat punya banyak masalah baik itu dalam perkaderan, inventaris, maupun pergerakan. ini lah yang sangat di sesalkan dari pimpinan cabang semestinya peran pimpinan cabang ikatan mahasiswa muhammadiyah kota medan sangat dibutuhkan disetiap permasalahan yang ada di komisariat karena yang bertanggung jawab atas pimpinan komisariat adalah abang nya (pimpinan cabang.)
Di
Periode selanjutnya Semoga pimpinan cabang
ikatan mahasiswa muhammadiyah Kota Medan yang ke - XXIV menghasilkan
pemimpin yang peduli kepada adek adek nya yang jumlah nya 22 pimpinan
komisariat
Musywarah pimpinan
cabang imm kota medan yang ke XXIV seharusnya dijadikan ruang dialektika yang
santun dan luhur. Rumusan keputusan yang baik meniscayakan kondusifitas forum.
Sebaliknya, keributan tidak memungkinkan untuk menghasilkan putusan yang
cermat. IMM harus menghindari konflik yang kontraproduktif dan berkepanjangan.
Bila pun terjadi perbedaan pendapat, para muktamirin dan stake–holder harus
mampu mendudukkan dan mengkompromikan perbedaan tersebut.Penulis
juga berharap agar IMM dapat membangun
citra Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil 'Alamin (membawa rahmat bagi
seluruh alam). "IMM harus mampu memberikan teladan, bahwa Islam adalah
agama yang penuh kedamaian dan kasih sayang. Islam adalah agama yang toleran
sebagai cerminan dari rahmat bagi alam semesta. Pemahaman ini tentunya harus
diimplementasikan dalam setiap sikap dan tindakan yang dilakukan oleh para
kader IMM, dan mudah-mudahan juga dapat ditransformasikan kepada masyarakat
pada umumnya".
Sekian essay ini dituangkan dalam bentuk tulisan kurang dan salah nya saya mohon maaf seorang hamba yang tak luput dari salah. Semoga ini sebagai langkah pergerakan pimpinan cabang ikatan mahasiswa muhammadiyah kota medan ke pergerakan yang tercantum di trilogi trikompetensi nilai dasar imm.
Fastabiqul khairat
Nun qolami wama yasturun
Daftar pustaka
Andrias Harefa mengungkapkannya sebagai “maintaining social, ethical,
and organizational norms, firmly adhering to code of conduct and ethical
principle,” dikutip dalam “Modul-1 Bidang Studi Kepemimpinan
PPRA XLVIII hlm. 17.
Pidato sambutan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Peresmian
Pembukaan Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 2010 di JCC, Jakarta, 24 Mei
2010.
Khaidar nasyir muhammafiyah abad kedua hal.100
Khaidar nasyir ,muhammadiyah gerakaan pembaharuan hal.179
(WM-49)